Thursday 19 February 2015

Harun dan Samudra Dongeng, Sebuah Dongeng Yang Memukau

Sejak membaca paragraf pertama, buku ini langsung membuat saya jatuh cinta:

"Pada suatu hari, di negeri Alifbay terdapat sebuah kota yang sedih. Kota itu adalah kota yang paling sedih di antara kota-kota lainnya, sebuah kota yang begitu parah sedihnya sehingga lupa pada namanya sendiri. Ia terhampar di tepi sebuah laut yang berkabung, penuh-penuh dengan ikan-ikan pemurung..."

Sebuah pembuka yang sangat luar biasa bukan? Dan itu belum seberapa, karena kemudian kita akan diajak bertualang bersama seorang bocah lelaki bernama Harun Khalifa dan ayahnya, Rasyid, seorang pendongeng yang dijuluki Raja Omong Kosong.


Rasyid adalah seorang pendongeng handal yang seolah tak pernah kehabisan cerita. Hingga suatu hari, istrinya, Soraya, tiba-tiba pergi meninggalkannya, lari bersama suami tetangga, Pak Sengupta. Mendadak, Rasyid kehilangan kemampuannya. Harun yang menyayangi ayahnya, kemudian berusaha keras untuk mengembalikan kemampuan ayahnya. Tapi bagaimana? Karena setelah kepergian ibunya, ia bahkan pikirannya selalu berhenti setelah 11 menit, pada pukul berapa sang Ibu minggat dari rumah.

Hingga sebuah keajaiban terjadi. Ketika pergi untuk mendongeng ke sebuah kota di dekat Danau Membosankan, suatu malam, tanpa sengaja Harun bertemu dengan Jikka, Jin Air yang berasal dari Kota Gup, Negeri Samudra Dongeng. Jikka mengatakan bahwa ia bisa membantu Harun untuk mengembalikan kemampuan ayahnya, tapi Harun harus ikut ke Kota Gup.

Masalahnya, di Kota Gup sedang terjadi kerusuhan. Putri Batcheat diculik oleh penguasa kesenyapan dari Negeri Chupwala, Khattam-Sud, yang ingin menghancurkan Samudera Dongeng. Demi ayahnya, Harun pun kemudian ikut membantu berperang melawan Khattam Sud. Bersama teman-temannya, Jikka, Tappi si Burung Bulbul, Mali si Tukang Kebun Terapung, Cerewet, si prajurit perempuan yang cerewet dan Ikan Banyak Mulut, Harun memulai petualangannya.

Wow, sebuah cerita yang luar biasa! Dituturkan dengan bahasa yang begitu indah, tapi tetap ringan dan lucu. Bukan hanya menghibur, tapi juga banyak pelajaran berharga yang bertebaran di sepanjang cerita. Tak berlebihan kiranya kalau saya mengatakan bahwa buku ini sangat-sangat layak untuk dibaca oleh kepada seluruh anak di dunia :)

Judul Buku    : Harun dan Samudra Dongeng
Penulis          : Salman Rushdie
Penerbit        : Serambi Ilmu Semesta, 2011
Penerjemah   : Anton Kurnia
Diterjemahkan dari: Haroun and The Sea of Stories, Puffin Books, New York, 1990
Beberapa quote keren:
"Satu saat kita dinaungi bintang keberuntungan dan sesaat kemudian yang tersisa hanyalah omong kosong" (hal.16)

"Apa gunanya dongeng-dongeng itu? Hidup bukanlah sebuah buku cerita atau toko lelucon" (hal. 18)

"Akhir yang bahagia amat jarang terjadi di dalam cerita, juga dalam kehidupan, lebih jarang daripada yang dipikirkan orang. Tapi selalu ada perkecualian sebab itu bukan peraturan." (Anjing Laut kepada Harun, hal. 206)

"Akhir yang bahagia harus terjadi pada akhir sesuatu, jika terjadi di pertengahann cerita atau sebuah petualangan, atau yang semacamnya, yang terjadi hanyalah hiburan sejenak," (Anjing Laut pada Harun, hal. 207)

No comments:

Post a Comment