Sunday 30 August 2009

Laron

Ini tentang laron. Laron-laron kecil yang beterbangan mengerumuni lampu. Jumlahnya luar biasa banyak. Ratusan, bahkan mungkin ribuan. Mereka datang begitu tiba-tiba. Mungkin mereka sedang merayakan keberhasilan mereka menemukan cahaya, usai proses metamorfosis mereka yang panjang di gelapnya lubang tanah.

Cicak-cicak merayap di dinding, siap menjulurkan lidahnya setiap kali laron-laron itu melintas. Dan hap! Makhluk kecil yang tengah berpesta pora itu pun dilahapnya. Kami merasa begitu terganggu dengan kehadiran mereka. Lampu dimatikan, lalu lilin dinyalaka di tengah baskom yang telah diisi air. Laron-laron itu pindah merubungi lilin. Mereka begitu senang oleh silaunya cahaya, dan tak sadar bahwa bahaya menunggu. Satu per satu laron jatuh. Sayap-sayap mungil mereka patah. Lalu mereka menggelepar di dalam air. Begitulah cara laron-laron itu mati. Aku berpikir, sungguh menyedihkan menjadi laron. Melihat terangnya dunia, merayakan metamorfosis mereka, untuk kemudian mati.

(Medio Agustus 2006. Malam di Pondokan)

No comments:

Post a Comment