Sunday 7 November 2010

Surga Kebaikan?




Saya mencoba memaknai kefanaan hidup. Jika surga atau neraka tak ada, bagaimana?
Itu nggak adil, kata Deddy Mizwar suatu ketika di layar tv. Dan saya sering kepikiran hal itu. Saya sendiri meragukan apakah surga atau neraka itu benar-benar ada. Jika memang adapun, saya nggak sepenuhnya percaya seperti apa yang digambarkan dalam doktrin-doktrin agama.

Neraka itu panas membara, surga itu indah, ada sungai-sungai yang mengalir, ruangan bak istana, para bidadari cantik....Saya pernah membaca sebuah tulisan tentang pengalaman terdampar di tengah daratan salju. Katanya sangat menyakitkan sampai-sampai si terdampar menulis, mungkin saja neraka itu dingin membekukan tulang. Karena itu juga sangat menyakitkan.

Lalu surga dengan bidadari-bidadari cantik? Tidakkah itu sangat patriarkis? Juga kenapa acuannya pada sesuatu yang bersifat 'seksual'?

Tapi jika memang surga dan neraka nggak ada, lantas apa? Itu memang terasa nggak adil. Bagaimana dengan orang-orang baik yang selalu hidup susah di dunia? Bagaimana dengan orang-orang berhati busuk yang hidup enak di dunia?

Hari ini aku memikirkan tentang kebahagiaan. Bagaimana kebahagiaan muncul karena kita berbuat kebaikan pada orang. Aku berpikir, mungkin itulah balasan atas kebaikan, jika memang surga itu nggak ada. Tapi apa itu sepadan? Rasa bahagia. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang tak mengerti artinya kebaikan? Banyak juga orang-orang jujur yang harus bernasib tragis. Bahkan sampai harus bertaruh nyawa. Kalau bukan surga, balasan apa yang sepadan untuk orang-orang seperti itu? Karma? Entahlah.

Mungkin memang surga dan neraka itu ada. Entah juga tidak. Mungkin yang penting
adalah tulus berbuat kebaikan dan merasa bahagia. Kebahagiaan, mungkin itulah surga.
Wallahu'alam.

No comments:

Post a Comment