Sunday 17 January 2016

Buku-Buku yang Mengesankan

Pada dasarnya, semua buku bermanfaat. Seburuk apapun sebuah buku, selalu ada hal yang bisa dipelajari di dalamnya. Meski begitu,  ada beberapa buku yang meninggalkan kesan mendalam setelah membacanya. Berikut beberapa buku yang menurus saya, sangat mengesankan:

1. To Kill A Mockingbird (Harper Lee)
Novel yang konon merupakan semi-biografi penulisnya, Harper Lee ini selalu terasa abadi. Memaparkan ide tentang kebaikan  dan kebijaksanaan yangterasa universal. Diceritakan melalu sudut pandang Scout, seorang bocah perempuan sehingga terasa begitu mengharukan dan jauh dari kesan menggurui

2. The Yearling (Marjorie K. Rawlings)
Saya 'tak sengaja' menemukan buku ini ketika ada obral buku di Gramedia. Waktu itu, saya memutuskan membeli karena tebal dan sampulnya menarik. Begitu mulai membacanya.... saya langsung jatuh cinta. Berkisah tentang Jodie, seorang bocah lelaki berhati lembut yang tinggal bersama orang tuanya di sebuah tanah pertanian yang terpencil di Florida. Di tengah rasa kesepian, Jodie kemudian menjadlin persahabatan dengan seekor anak rusa, Flag. Tapi ini tidak akan menjadi dongeng atau semacamnya, karena diceritakan dengan begitu liris dan realistis. Indah dan mengharukan.

3. Sang Alkemis (Paulo Coelho)
Sebuah novel fenomenal abad ini. Semacam dongeng tentang mewujudkan Legenda Pribadi. Bertabur kata-kata indah yang sangat menginspirasi.

4. Pangeran Kecil (Antoine Saint de Exuperry)
Ini adalah tentang petualangan Pangeran Kecil dari planet B-612 yang dicintai anak-anak dari seluruh penjuru dunia. Kisah 'sederhana' yang disajikan dengan sangat indah, gambar-gambar yang lucu dan melambungkan fantasi anak-anak.

5. The Cathcer in the Rye (J.D. Salinger)
Novel ini dianggap kontroversial karena gaya penulisannya yang banyak menggunakan kata-kata kasar.  Meski di sisi lain, justru itulah salah satu kekuatan buku ini yang menjadikannya sangat realistis karena tokoh utamanya, Holden Caulfield, adalah remaja sinis dan pahit. Tapi di atas semua itu, sebenarnya ini adalah novel yang 'lembut' dan mengharukan tentang kegalaun di masa coming age.
Note: Meski mungkin sudah ada edisi terjemahan, tapi saran saya, bacalah edisi bahasa Inggrisnya karena salah satu kekuatan utama novel ini adalah pada permainan bahasanya.

6. The Golden Road (Lucy Maud Montgomerry)
Novel klasik yang berkisah tentang beberapa anak-anak yang menghabiskan liburan di sebuah desa yang indah permai di Pulau Prince Edward. Ceritanya sangat manis dengan penggambaran latar yang memukau ala Lucy Montgomerry.

7. Dunia Sophie (Jostein Gardeer, juga Misteri Soliter)
Filsafat seringkali dianggap sebagai materi yang berat. Tapi Jostein Gaarder membuatnya terasa 'ringan' dan menyenangkan, melalui Sophie, seorang bocah perempuan yang cerdas. Menurut saya, seharusnya novel ini menjadi bahan ajar di sekolah-sekolah dasar agar anak-anak bisa belajar filsafat sejak dini.

8. Negeri Salju (Yasunari Kawabata)
'Menemukan' novel ini di antara buku-buku usang di perpustakaan daerah belasan tahun yang lalu. Meski waktu itu merasa ceritanya agak absurd, tapi penceritaan novel ini meninggalkan kesan yang sangat mendalam dan bahkan membuat saya bercita-cita untuk mengunjungi Jepang suatu ketika.

9. Seribu Tahun Kesunyian (Gabriel Garcia Marquez)
Judulnya saja, sudah menarik. One Hundred Years of Solitude. Berkisah tentang kehidupan beberapa generasi Buendia yang penuh tragedi. Seperti genre-nya, realisme magis, novel ini memang meninggalkan kesan magis setelah membacanya.


10. Arok Dedes - ( Pramoedya Ananta Toer juga tetralogi Pulau Buru)
Kisah Ken Arok yang 'merebut' si cantik Ken Dedes setelah membunuh suaminya, bupati Tumapel, Tunggul Ametung, tentu adalah cerita yang terasa akrab bagi kita karena memang tercantum dalam buku-buk sejarah. Tapi di tangan Pram cerita ini bukan sekedar tentang tragedi berdarah yang melatari pendirian kerajaan Singosari. Ini adalah juga tentang kisah bagaimana Ken Arok, yang hanya seorang rakyat jelata, berusaha untuk mewujudkan ambisinya hingga ia menjadi 'seseorang.' Dan Pram menuturkan semua itu dengan keahlian berceritanya yang selalu mengagumkan.

11. Kitab Omong Kosong (Seno Gumira Ajidarma)
Saya selalu mengagumi tulisan-tulisan Seno. Selain banyak rangkaian kata indahnya, juga gaya penokohannya yang kadang terkesan 'seenaknya.' Pun dengan novel tebal ini. Seno menggabungkan cerita klasik pewayangan dengan imajinasinya yang luar biasa.

12. Olenka (Budi Darma)
Well, salah satu sastrawan lain yang saya kagumi. Gaya penceritaannya, penokohannya... pokoknya, sukalah dengan tulisan-tulisan Budi Darma.

13. Saman (Ayu Utami,
juga sekuelnya: Larung)

Salah satu novel yang seolah menandai 'tren' baru dalam dunia kepenulisan di Indonesia dan dipandang agak sinis oleh beberapa pihak 'sastra kelamin.' Whatever, saya menyukai gaya penceritaan Ayu Utami yang lugas, kelam tapi juga indah dengan caranya sendiri.

14. Norwegian Wood (Haruki Murakami)
Sebuah novel yang menggabungkan depresi, hingar bingar kehidupan anak muda tahun '60-an dan The Beatles! Muram, tapi meninggalkan kesan mendalam usai membacanya.

15. The Unbearable Lightness of Being (Milan Kundera)

Ini adalah tentang Tomas, yang terlibat hubungan rumit  dengan Tereza dan Sabina. Tapi tentu saja, seorang Milan Kundera tidak hanya berkisah tentang cinta segitiga. Tapi juga mengulas pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi manusia di tengah situasi kota Praha yang tak menentu di tahun '60-an.


16. Harun dan Samudera Dongeng (Salman Rushdie)
Kisah yang indah tentang Harun dan ayahnya, Si Pendongeng yang kehilangan kemampuan mendongengnya setelah sebuah tragedi. Sebuah dongeng yang indah, menghibur dan juga mendidik.

17.  Anna Karenina (Leo Tolstoy)

18. Kejahatan dan Hukuman (Fyodor Dotoyeski)

19. Please  Look After Mom (Kim Yok-shin)
Cerita dalam buku ini, terasa sangat dekat. Tentang sosok seorang ibu sederhana, yang menjadi kunci utama bergeraknya roda kehidupan di rumah, tapi seringkali terlupakan.

20. Caramello (Sandra Cisneros)
21. Amarah/ The Grape of Wrath (John Steinbeck)
22. The Heart is Lonely Hunter  (Carson McCullers)
23. The Railway Children (Edith Nesbit)


No comments:

Post a Comment